Kamis, 16 Juni 2011

Etika beriklan di Aceh

Iklan merupakan media komunikasi yang dirancang sesuai dengan karakter media, segmen pasar, dan kebutuhan masyarakat sebagai usaha dalam mendapat tanggapan positif dari calon konsumen untuk menggunakan produk yang diinformasikan sehingga tercapai tujuan utama perusahaan yaitu keuntungan.
Biasanya Iklan yang dipasang tentunya tidak semuanya mendapat respon yang sama, terutama di Indonesia dengan penduduknya terdiri dari berbagai suku dan budaya. Faktor budaya merupakan hal penting untuk dipertimbangkan sebelum melancarkan kampanye besar-besaran, tujuannya agar produk yang dijual mendapat respon positif dan yang terpenting tidak sia-sia.
Aceh merupakan daerah yang memiliki keistimewaan tersendiri dalam menjalankan syariat islam secara kaffah dan menyeluruh. Syariat islam sendiri bukanlah hal yang baru di Aceh sebab sejak abad ke 12 masyarakat aceh sudah menjalankannya. Pada tahun 2009 syariat islam kembali disahkan dan diimplementasikan dengan kekuatan qanun atau peraturan daerah.
read more

Selasa, 14 Juni 2011

Senjata Perang Aceh (Part II)

Siwaïh,
Senjata ini sejenis dengan rencong yang juga merupakan senjata untuk menyerang. Bentuknya hampir sama dengan rencong tetapi siwaih ukurannya (baik besar maupun panjang) melebihi dari pada rencong. Siwaih sangat langka ditemui, selain harganya yang mahal, juga merupakan bahagian dari perlengkapan raja-raja atau ulebalang-ulebalang.



read more

Senjata Perang Aceh (Part I)


Selain rentjong masyarakat aceh memiliki senjata sekunder sebagai tambahan dalam berperang seperti Peudeuëng, donderbus, Lans, Peurisë, Sikin Panjang dan Siwaih. 
read more

Suku Mante dan Misterinya



Suku mante atau Bante hingga saat ini masih menjadi misteri para peneliti dan masyarakat aceh dalam menelurusi keberadaannya sebagai nenek monyang bangsa Aceh, Suku Mante memiliki ciri-ciri bertubuh kecil dengan tinggi maksimal 140 cm dan berkulit coklat serta berambut keriting, hidup dipegunungan dan berkembang layaknya manusia biasa. 

Illustrasi: Team Atjehse

read more

Senjata: Rentjong


Rentjong atau rencong merupakan sebutan untuk senjata khas Aceh, rentjong  memiliki keunikan dan mengandung makna tersendiri dalam pembentukan sejarah aceh,  dengan bentuknya yang unik dan mematikan rencong merupakan perwujudan dari kata Bismillah yang berarti "Dengan Nama Allah".

read more

Senin, 13 Juni 2011

Haba: 10 Icon Paling Familiar di Aceh


1. Rencong
Rencong sudah dikenal masyarakat aceh sejak lama, jauh sebelum abad ke 13 senjata unik ini telah menjadi bagian dari masyarakat aceh baik sebagai symbol derajat kekuasaan maupun alat perang. rencong memiliki bentuk unik namun mematikan. icon rencong banyak digunakan sebagai lambang dan symbol keacehan.
read more

Kerkhof Peutjoet


Peutjoet atau lebih dikenal Podjoet merupakan areal pemakanan kuno militer belanda di Aceh seluas 3,25 hektar. Nama kerkhof berasal dari bahasa Belanda yang berarti  kuburan. Sedangkan Podjoetut berasal dari nama salah seorang putera Sultan Iskandar Muda bernama Meurah Pupok yang dihukum mati dan dikuburkan di salah satu bukit kecil di dalam komplek makam. Sekitar 2.200 Tentara Belanda termasuk empat jenderal berbaring disana.
 

Kerkhof  Peutjoet menjadi bukti nyata akan kedasyatan perang aceh melawan Belanda. Sekitar tahun 1870 ambisi Pemerintah Kolonial Belanda untuk menguasai nusantara hampir seluruhnya tercapai, kecuali Aceh. Ketika invasi perdana ke Aceh, Pasukan belanda panic dengan sambutan para pejuang aceh yang tak gentar dengan serbuan Angkatan Perang Kerajaan Hindia Belanda Timur hingga tewasnya Jenderal Köhler, Van Swieten tanggal 14 April 1873,  Sepuluh hari  Kemudian pihak Belanda menyatakan perang terhadap Aceh pada tanggal 27 Maret 1873 dan menjadi Perang terlama dan terparah dalam catatan sejarah Belanda bahkan melebihi durasi perang Belanda melawan pasukan Napoleon Bonaparte (Spanyol) selama 80 tahun. 

Kuburan Kerkhoff merupakan pemakaman terbesar kedua tentara Belanda setelah yang pertama terbesar di Negeri Belanda. Kuburan Kerkhoff menjadi objek wisata menarik, khususnya bagi wisatawan mancanegara asal Belanda. Hingga saat ini Pemerintah Kerajaan Belanda sangat haru dan menghormati warga Banda Aceh yang merawat dengan rapi kuburan tersebut




read more

Tari Seudati


Tarian seudati adalah tarian kebanggaan masyarakt aceh. tarian seudati diambil dari kata dalam bahasa arab yaitu “syahadat” yang berarti pengakuan/bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. tarian seudati diciptakan sebagai media dakwah yang dikembangkan penganut islam dalam menyebar agama islam di aceh. pada saat ini tarian seudati menjadi icon aceh yang selalu menggetarkan dunia seni tari. tarian seudati dimain kan minimal oleh 6 orang dan maksimal sebanyak-banyaknya (seluas kapasitas panggung). tarian seudati menggambarkan semangat heroik dan perjuangan. tarian seudati juga bisa dimainkan oleh perempuan dengan istilah seudati inong, gerakan seudati inong sedikit berbeda dengan seudati agam, mengingat postur tubuh antara inong dan agam yang berbeda sehingga ada penyesuaian dalam gerakannya.
read more

Tradisi: Geulayang Tunang

Aceh juga memiliki beberapa permainan tradisional karya nenek moyang terdahulu yang diwariskan turun-temurun melalui generasi-generasi hingga sampai saat ini. bebarapa permainan tradisional aceh yang dulunya sering dimainkan sekarang sudah mulai sedikit diminati seperti permainan Gatok, Haba Dang Daria dan lainnya. Bahkan yang paling menarik sebagian generasi aceh tidak mengenal sama sekali permainan-permainan tersebut. Untuk mengingat kembali memori kita akan warisan budaya leluhur, postingan ini akan coba membahas salah satu permainan tradisional aceh, Geulayang Tunang. Selain geulayang tunang masih ada beberapa permainan lain seperti Pupok Leumo, geude-geude, Seurune Kalee, Geundrang, Alee Tunjang dan Kecapi. Tapi untuk saat ini cukup tentang geulayang tunang dan sisanya untuk postingan selanjutnya.


Geulayang Tunang atau geulayang Kleung atau geulayang sayeup atau geulayang buleun merupakan sebutan rakyat aceh untuk permainan layang-layang. setiap daerah di aceh memiliki sebutan sendiri untuk permainan ini tapi pada dasarnya tetap sama. Asal usul Geulayang tidak diketahui dengan pasti mengingat catatan sejarah aceh tidak menulis mengenai permainan ini, bila kita melihat sejarah layang di dunia Catatan pertama yang menyebutkan permainan layang-layang adalah dokumen dari Cina sekitar 2500 Sebelum Masehi. Penemuan sebuah lukisan gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, pada awal abad ke-21 yang memberikan kesan orang bermain layang-layang menimbulkan spekulasi mengenai tradisi yang berumur lebih dari itu di kawasan Nusantara. Diduga terjadi perkembangan yang saling bebas antara tradisi di Cina dan di Nusantara karena di Nusantara banyak ditemukan bentuk-bentuk primitif layang-layang yang terbuat dari daun-daunan. Di kawasan Nusantara sendiri catatan pertama mengenai layang-layang adalah dari Sejarah Melayu (Sulalatus Salatin) (abad ke-17) yang menceritakan suatu festival layang-layang yang diikuti oleh seorang pembesar kerajaan.
read more

Baca Juga

Inilah